![]() |
Ket Foto : Dr Ince D.P. Sayuna SH, M.Hum, M.KN atau Ince DP Sayuna atau Ince Sayuna, Wakil Pimpinan DPRD NTT |
Liputan Tim
Editor Redaksi Soe Post
Kupang Kota-NTT|Soepost.com,- Ince D.P Sayuna, Politikus Partai Golkar Nusa Tenggara Timur yang saat ini aktif sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur menilai tingkat keamanan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih sangat lemah.
Dihubungi tim Portal berita online Soe Post, Ince Sayuna mengatakan bahwa temuan beberapa dugaan kasus keracunan akibat mengonsumsi makan bergizi gratis membuktikan tingkat keamanan pangan dari Program Makan Bergizi Gratis masih sangat lemah.
"Dengan beberapa kejadian yang terjadi dalam dugaan keracunan akibat mengonsumsi makan bergizi gratis, membuktikan tingkat keamanan pangan dari program makan bergizi gratis masih sangat lemah". Ucap Ince Sayuna
"Dengan kejadian-kejadian yang terjadi di Kupang kemudian di Fafioban Molo Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kita berharap balai POM sudah bisa mendapatkan hasil temuan dari dugaan keracunan tersebut dan bisa diumumkan ke publik. Masalah dugaan keracunan ini harus menjadi pembelajaran berharga untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh kepada semua pihak yang terlibat dalam pemberian Makan Bergizi Gratis",
"Kemudian harus dipahami bahwa penyebab terjadinya dugaan keracunan dapat terjadi di berbagai titik mata rantai penyediaan makanan mulai dari penyediaan bahan baku, proses memasak, penyimpanan, distribusi hingga penyajian. Ancaman keracunan ini perlu ditanggapi secara serius karena hal ini menyasar pada kelompok rentan penerima bantuan". Tegas Ince Sayuna.
Masih menurut Ince Sayuna, untuk mengatasi hal ini maka perlu adanya peningkatan ketertiban dan implementasi program Makan Bergizi Gratis.
"Menurut saya, untuk meningkatkan ketertiban dalam implementasi program MBG maka perlu ada tim audit pangan yang melibatkan ahli dari berbagai disiplin seperti ahli gizi, sanitarian, epidemiolog, dan ahli keamanan pangan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan pangan dari program MBG",
"Terhadap kasus keracunan yang sudah diselidiki balai POM maka harus ada tindakan tegas, bila perlu penyedia harus dapat dikenai sanksi yang berat atau bahkan dihentikan kontraknya. Ini penting agar penyedia benar-benar serius dalam mempersiapkan makanan MBG. Program MBG tetap perlu dilanjutkan, namun dengan pengawasan yang lebih ketat dan harus ada evaluasi yang menyeluruh, karena tujuan utamanya dari program ini yakni peningkatan status gizi anak untuk mewujudkan generasi emas Indonesia, harus tetap menjadi fokus utama",
"Untuk itu, kita berharap ada kolaborasi dengan pemerintah daerah melalui dinas kesehatan setempat untuk melakukan pemantauan kasus diare serta surveilans status gizi di lokasi pemberian MBG. Hal ini penting untuk menjamin Keamanan pangan dan mencegah kejadian serupa terulang kembali". Pungkas Politisi Partai Golkar NTT Ince D.P. Sayuna
Ditempat terpisah David Boimau berharap harus ada evaluasi kepada Vendor agar kejadian di Fafioban Kecamatan Molo Barat tidak terulang di daerah lain dalam wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
"Dari kejadian di Fafioban Molo Barat, evaluasi kepada vendor juga penting, supaya hal demikian tidak terulang karena kalau terulang maka sebaiknya di tutup saja dan cari vendor lain",
"Selain itu, menurut saya. Ada sistem yang harus diperbaiki, misalnya lewat program ini orang lokal bisa dimanfaatkan sebagai penyuplai bahan baku daging, telur dan ikan. Sedangkan untuk sayuran juga harus berdayakan orang lokal sebagai penyuplai inti, sedangkan jika tidak memenuhi kebutuhan baru suplai dari luar",
"Kalau orang lokal tidak memenuhi permintaan baru ambil dari luar, kalau ada jaminan bahwa mereka punya hasil bisa diambil maka banyak petani yang akan berupaya untuk memenuhi permintaan". Pungkas David Boimau Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur