Orangtua Sebagai Konselor Bagi Anak Di Era Society 5.0 - SOE POST

Berita Soe TTS

test banner

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jumat, 08 Juli 2022

Orangtua Sebagai Konselor Bagi Anak Di Era Society 5.0

 


Oleh: Ederfina Nenohai (Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Arastamar SoE)

Suatu perspektif Kristen dalam menyikapi tingginya angka kekerasan terhadap anak di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Society 5.0 adalah konsep yang dikembangkan oleh Jepang yakni sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Pada dasarnya society 5.0 memiliki perbedaan esensial dengan revolusi industri 4.0 sebagai konsep yang sebelumnya, namun keduanya sama-sama terkait tentang teknologi. Society 5.0 sekaligus menjawab tantangan bagaimana individu hidup berdampingan dengan teknologi sebagai patner dalam kehidupan. Sehingga isu teknologi mendegradasi manusia tidak sesuai adanya, karena di era society ini lebih memfokuskan pada kebermaknaan hidup, yaitu bagaimana individu menjalani kehidupan penuh makna.

Perkembangan canggihnya teknologi di era ini, berbanding lurus dengan persoalan yang dihadapi oleh tiap individu di kehidupan mereka. Persoalan tersebut berkaitan dengan bimbingan dan konseling, yaitu bagaimana layanan bimbingan dan konseling dapat membantu mengcover masalah yang dihadapinya. Misalnya dalam konseling keluarga atau konseling pernikahan, konseling pendidikan, konseling orangtua yang juga merupakan bagian dari konseling keluarga, dan sebagainya.

Keuntungan di era yang semakin canggihnya teknologi, sangat memudahkan individu dalam mendapatkan segala hal, termasuk informasi dan komunikasi. Namun demikian terdapat hal yang perlu diperhitungkan. Melalui kecanggihan teknologi, akan ada banyak pekerjaan manusia yang digantikan, yakni pekerjaan lama hilang dan muncul pekerjaan baru lainnya. Sehingga muncul berbagai prediksi tentang profesi yang akan hilang di masa depan karena kecanggihan teknologi, contohnnya driver, translator dan lainnya. Namun demikian, di era society 5.0, peran konselor tidak dapat tergantikan. Keberadaan konselor menegaskan akan eksistensinya sebagai patner individu dalam kehidupan.

Anak terlahir dalam keadaan polos dan  suci dan masa depan anak merupakan tanggung jawab  orang tua yang akan membentuk karakter anak dari sejak dini, bagaimana orang tua berupaya menjadi konselor bagi anak-anaknya. Selain memahami karakter anak, orang tua juga harus memberikan contoh yang baik bagi anak, serta bisa memberikan solusi yang baik untuk anak, karena masa depan anak tergantung apa yang dilakukan oleh orang tua. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi orang tua untuk merawat, mendidik dan membesarkan anak agar menjadi orang yang berguna. 

Selain kepribadian, pendidikan merupakan hal yang sangat penting seiring dengan pembentukan kepribadian anak. Dalam keluarga ibu merupakan sekolah pertama bagi anak, mulai dari pembentukan akhlak, jasmani dan kejiwaan anak. Anak yang kurang perhatian dan kasih sayang orang tua dari sejak dini akan sering terlihat pemurung dan tidak percaya diri. Usia dini adalah masa yang sangat penting untuk membimbing dan mengarahkan potensi dan kreativitas anak menuju hal yang positif. Karena tantangan globalisasi yang semakin tinggi, maka kualitas pendidikan anak juga harus ditingkatkan.

Orang tua dalam bimbingan konseling  yaitu suatu usaha untuk membimbing dan mengarahkan anaknya agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bisa mengembangkan potensi dirinya dan selalu memberikan bekal yang baik. Besar harapan orangtua agar anaknya tidak terjerumus dalam kesalahan atau kesengsaraan. Orang tua lebih mementingkan keselamatan anaknya dari pada dirinya sendiri. Sabar menghadapi perilaku anaknya, tidak pernah lelah untuk memperbaiki dan selalu mengingatkan perilaku anak yang salah.

Perkembangan pada usia dini akan mempengaruhi pada fase berikutnya. Ketika pada masa usia dini anak mendapatkan pengasuhan yang benar maka anak akan mampu menghadapi perkembangan selanjutnya. Maka sebagai orang tua wajib mengetahui karakteristik, kebutuhan serta permasalahan anak sehingga bisa membantu tumbuh kembang anak secara optimal sesuai dengan tugas perkembangannya. Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga anak dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan suasana senang dan ceria, dengan bermain anak akan mengerti banyak hal secara tidak langsung anak juga bisa menangkap atau merekam banyak pengetahuan melalui bermain.

Perkembangan anak yang baik dipengaruhi oleh pola pengasuhan yang sehat, dengan cinta dan kasih sayang orang tua, memberikan waktu bersama anak, memperlakukan anak sesuai dengan usianya, memberi stimulus untuk perkembangan anak. Orang tua juga perlu memperhatikan sosial emosional anak, dengan memberikan hubungan yang erat, hangat dan memberi rasa aman untuk anak, sehingga anak akan menjadi pribadi yang mudah untuk beradaptasi terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam UU RI Nomor 23 tahun 2002, pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

Anak yang berprestasi, berkarya dan memiliki moral yang baik pasti terlahir dari orang tua yang baik dan membimbing anaknya dengan tepat. Untuk mencapai mimpi itu orang tua perlu tahu bagaimana cara mendidik dan mengasuh anak agar tumbuh dengan percaya diri, memiliki nilai-nilai hidup yang positif, mampu mencapai potensi dirinya yang terbaik dan mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupannya. Orang tua juga harus bisa membangun hubungan keluarga yang harmonis karena hal itu akan mempengaruhi tumbuh kembang anak, selain menjadi sumber kebahagiaan juga bisa menambah mental anak.

Peran orang tua dalam bimbingan konseling adalah bisa mewujudkan kepribadian anak. Sebagai orang tua harus mencintai anak-anaknya, ketika anak sudah mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tua, maka ketika anak menghadapi masalah diluar akan bisa menghadapi dan menyelesaikan dengan baik. Berbeda ketika orang tua terlalu memaksa anak untuk tunduk dan patuh maka anak akan merasa tertekan dan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian anak. 

Menjaga ketenangan lingkungan rumah dan ketenangan jiwa anak, sehingga pertumbuhan potensi dan kreativitas anak bisa tersalurkan, anak diberi kesempatan untuk memilih sesuai dengan keinginannya, selagi pilihannya baik, orang tua harus mendukung dan memberi pengawasan yang baik untuk anak.  Sikap saling menghormati juga perlu diterapkan, yaitu dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif untuk anak. Ciptakan kasih sayang dan keakraban pada anak sehingga anak akan merasa nyaman, tapi juga harus bersikap tegas ketika anak salah supaya anak mengerti dan mau menghormati sesamanya.

Sebagai orang tua harus bisa menjadi pendengar yang baik untuk anak-anaknya, mengenali persoalannya, dengan mendengarkan permasalahannya. Jangan mengomentari atau memotong pembicaraan anak, karena anakan menimbulkan kesenjangan antara apa yang diinginkan anak dengan apa yang disampaikan orang tua. Ketika orang tua sudah diberi kepercayaan oleh anak, maka sudah menjadi kewajiban untuk menyimpan rahasia permasalahan anak.

Bimbingan dan konseling untuk anak usia dini sangat penting dilakukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapinya. Bimbingan dan konseling juga merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan anak usia dini, bisa membantu guru disekolah untuk memantau proses perkembangannya, kemajuan dan perbaikan hasil belajar. Karena pencarian jati diri anak harus dimulai dari sejak dini untuk membantu dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya. Bimbingan dan konseling bukan hanya untuk anak yang bermasalah saja.

 

Peran Konseling Kristen Melalui Pendidikan Dalam Keluarga Kristen

Perlu untuk dipahami bahwa orang tua pun dapat menjadi konselor bagi anak-anak, sebab orang tua memegang peranan utama sebagai pembimbing dalam keluarga. Seluruh seluk-beluk hidup dalam keluarga, khususnya anak, merupakan tanggung jawab orang tua. Hubungan terhadap anak secara mutlak terkait erat dengan orang tua, sebab melalui merekalah anak dikandung dan dilahirkan. Dalam relasi yang demikian erat itu, pendidikan adalah kewajiban mutlak orang tua terhadap anak.

Orang tua harus berperan sebagai pembimbing/ konselor dalam hal mengajar dan memberi nasehat kepada anak, agar anak dapat hidup dengan baik menurut kebenaran Allah. Mengenai hal tersebut, Bons-Storm memberi penjelasan penting bahwa, Pendidikan orangtua adalah penting sekali. Pendidikan bukan hanya berarti: mengajar, melainkan terutama: bergaul dengan anak-anak secara terbuka dan penuh kasih. 

Pendidikan berarti: bukan hanya memberi makan dan minum kepada anak-anak kecil yang manis, melainkan terutama: bercakap-cakap dengan anak-anak yang sudah bersekolah, mendengarkan kepada cerita-cerita, mereka mengambil waktu untuk mempercakapkan hal-hal yang jasmani dan rohani dengan mereka. Melalui jalan itu diciptakanlah suatu suasana kasih, suasana saling percaya dan saling menghormati yang memperlengkapi anak itu melihatnya sendiri. 

Dan hari demi hari anak itu lebih mampu untuk melihat dan menilai sendiri apa yang baik dan apa yang kurang baik. Dibimbing oleh orangtuanya, yang tiap-tiap hari mau bertukar pikiran dengan dia maka anak menjadi seorang dewasa, yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Penekanan Bons-Storm dititikberatkan pada penggembalaan, sehingga pendidikan yang dimaksudkan adalah pendidikan yang bertujuan menggembalakan anak.

Pada sisi lain, seorang ayah dan ibu berperan aktif dalam perkembangan rohani anak. Keluarga dan anggota keluarga, terutama orangtua (ayah-ibu), sebaiknya secara lebih serius berfokus dan berkonsentrasi dalam mengajar karena didikan yang mereka berikan kelak akan mempengaruhi pembentukan karakter masa depan anak-anak dan keluarga Kristen. 

Kepala keluarga bertanggung jawab mengajar PAK kepada keluarganya. Hal ini dapat dilakukan melalui kebaktian atau retreat keluarga. Kepala keluarga harus dapat memimpin keluarganya menjadi keluarga Kristen yang baik dan menjadi teladan dalam hidup dan kehidupannya. Dalam hal ini, secara jelas bahwa Mereka (orang tua) disuruh Tuhan memenuhi tugas mulia itu (mengajar). 

Demikianlah kita baca dalam perkataan penulis surat Efesus, “Didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Ef. 6:4b). Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga amat penting sehingga tidak dapat diabaikan. Setiap orang tua harus menyadari hal tersebut. Bertalian dengan itu, tugas mendidik anak penting untuk membentuk karakter anak dalam keluarga dan lingkungan, tetapi yang paling utama adalah untuk membentuk kerohanian anak. Tugas untuk mendidik anak-anak adalah terutama terdiri dari tugas, untuk melangsungkan janji Allah kepada anak-anak dan membimbing anak-anak itu kepada iman bangsa Israel (Kel. 12:6, Kel. 13:14, Ul. 6:20, Yos. 4:6). Tugas utama orang tua adalah pendidikan rohani kepada anak-anaknya. Dengan menaati orang tua, yang menceritakan Firman dan perbuatan Allah kepada anak-anak, maka berarti anak-anak sebenarnya menaati Tuhan sendiri.

Berdasarkan penjelasan tersebut, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bahwa sebesar apapun peranan orang tua dalam mengajar, ia tidak boleh lupa bahwa Allah adalah sumber pengajarannya dan kepada Allah ia menggantungkan seluruh upaya pengajarannya. Berkaitan dengan itu, Calvin menekankan bahwa, sebagai Allah yang berdaulat, Dialah yang menentukan apakah perkataan seorang pengajar mengenai sasaran atau tidak. Oleh karena itu janganlah seorang pengajar di kalangan gereja melampaui mandatnya menjadi juru bicara Tuhan semesta alam. Adams pun memberikan penekanan yang penting mengenai hal tersebut dengan asumsi bahwa, pembimbing adalah pekerjaan Roh Kudus. Pembimbingan yang efektif tidak dapat dilakukan tanpa pimpinanNya. 

Ia disebut “paraclete” (pendamping) yang menggantikan Kristus bagi murid-muridNya. Pembimbing-pembimbing yang belum selamat tidak mengenal Roh Kudus. Mereka abaikan kegiatan bimbinganNya sehingga gagal memperoleh pimpinan dan kuasa yang mereka butuhkan. Pembimbingan kalau bersifat Kristen, dilaksanakan secara serasi dengan pekerjaan pembaharuan dan penyucian dari Roh Kudus. Tidak kebetulan Roh Kudus disebut “Kudus”. Roh Kudus adalah sumber dari pada segala perubahan pribadi menuju kesucian. Semua sifat pribadi yang baik; kasih, sukacita, damai, kesabaran, dan sebagainya dinyatakan Allah sebagai “buah” Roh.D

Dengan demikian, bimbingan orangtua merupakan bantuan yang didasarkan  pada norma-norma yang berlaku di zaman modernisasi ini, atau suatu proses perkembangan dalam kehidupan anak-anak, dalam sikap  dan mentalitas anak untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini yang beraturan sesuai dengan bimbingan orangtua yang baik dan benar, sesuai dengan pandangan Firman Tuhan bahwa untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman