TTS||Soepost.com,- Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Saneb Blegur, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Simon Petrus Kamlasi atas kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan di NTT.
“Kami GMIT mengucapkan terima kasih kepada salah satu putra terbaik TTS. Ia orang muda, cerdas, dan rendah hati. Dia merupakan aset terbaik bagi TTS dan NTT,” ungkapnya.
Pdt. Saneb Blegur berharap semangat yang ditunjukkan SPK dapat mendorong lahirnya lebih banyak putra-putri daerah TTS yang berkontribusi bagi bangsa dan negara. Ia juga meminta sekolah-sekolah GMIT terus berbenah, terutama dalam penguatan pendidikan karakter.
Tenaga Ahli Bidang Lingkungan Hidup Koordinator Kementerian Pangan Republik Indonesia, Brigjen TNI (Purn) Simon Petrus Kamlasi atau yang akrab disapa SPK, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan dengan menyerahkan sebuah gedung portable kepada SD GMIT SoE 2, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Kegiatan penyerahan tersebut dihadiri Wakil Ketua Sinode GMIT, Jane Natalia Suryanto, Ketua Yayasan Agape SoE, Ketua Komisi IV DPRD TTS Religius L. Usfunan, SH, Ketua Klasis SoE Pdt. Ketlyn Biaf-Radja, M.Th, Ketua Klasis SoE Timur Pdt. Yunius Y. Betty, Kasie Kurikulum Dinas PK Kabupaten TTS Sherly Kamlasi, Kepala SD GMIT SoE 2 Yusak M. A. Neolaka, S.Pd, para komite sekolah, guru, siswa, serta undangan lainnya.
Pantauan wartawan, acara diawali dengan tarian Telsain yang dibawakan oleh para siswa SD GMIT SoE 2. Selanjutnya, SPK bersama Wakil Ketua Sinode GMIT dan rombongan menuju gedung yang diserahkan sekaligus diresmikan. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Wakil Ketua Sinode GMIT dan perwakilan Pemerintah Kabupaten TTS, penyerahan kunci dari SPK kepada Wakil Ketua Sinode GMIT, serta pengguntingan pita sebagai tanda gedung resmi digunakan.
Kepada awak media, SPK mengatakan peresmian gedung tersebut memiliki makna khusus karena SD GMIT SoE 2 merupakan sekolah tempat dirinya pernah mengenyam pendidikan. Ia menegaskan, sekolah-sekolah milik GMIT merupakan aset penting yang harus mendapat perhatian serius, terutama dalam pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan.
“Saya melihat masih ada kekurangan fasilitas di beberapa sekolah GMIT. Aula ini menjadi contoh bagaimana kebutuhan mendesak di bidang pendidikan bisa diselesaikan secara cepat, sambil terus berbenah untuk jangka panjang,” ujar SPK.
Ia menegaskan pembangunan gedung tersebut tidak bermuatan politis, karena telah direncanakan dan dilaksanakan jauh sebelum dirinya terlibat dalam kontestasi politik. Menurutnya, kegiatan serupa telah dan akan terus dilakukan di berbagai wilayah di Nusa Tenggara Timur.
“Di TTS sudah cukup banyak sekolah yang kita bantu. Ke depan, bersama Ibu Jane Natalia Suryanto, kita juga akan menindaklanjuti bantuan di daerah lain seperti Malaka, Belu, TTU, Adonara, Lembata, hingga Lowotobi, terutama untuk sekolah dan rumah ibadah yang terdampak bencana,” jelasnya.
SPK juga menyoroti pentingnya pembangunan fasilitas pendidikan yang layak, khususnya di wilayah perkotaan. Ia menilai keberadaan aula di SD GMIT SoE 2 sangat penting untuk mendukung berbagai kegiatan sekolah.
“Sekolah di tengah kota tapi tidak punya aula itu sebuah kontradiksi. Karena itu kita bangun sekarang agar bisa menjadi contoh bagi sekolah lain, tentunya dengan komunikasi yang baik bersama Sinode GMIT,” tambahnya.
Selain peresmian gedung, SPK turut mengapresiasi pelaksanaan Festival Literasi dan peluncuran buku antologi karya guru dan siswa SD GMIT SoE 2. Menurutnya, literasi menjadi ruang penting untuk melihat potensi, ide, serta arah pembentukan karakter generasi muda di Kabupaten TTS.
“Literasi hari ini luar biasa. Anak-anak sekarang punya ruang dan media yang luas untuk mengekspresikan ide. Dari karya-karya ini kita bisa melihat bagaimana anak-anak TTS ingin dibangun dan dibentuk ke depan,” pungkasnya.
Sedangkan Kepala SD GMIT SoE 2, Yusak M. A. Neolaka, S.Pd, mengucapkan terima kasih kepada Simon Petrus Kamlasi atas bantuan aula serba guna yang diberikan. Ia berharap dengan penambahan sarana tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten TTS dapat membantu mengatasi kekurangan tenaga guru di sekolahnya.
Neolaka juga mengungkapkan bahwa bantuan tersebut merupakan pengalaman pertama bagi pihak sekolah karena diberikan tanpa melalui pengajuan proposal
“Bangunan ini tidak ada proposal, kami hanya berkomunikasi lewat telepon, dan sudah terwujud seperti ini. Karena itu kami sangat berterima kasih kepada keluarga Kamlasi, khususnya Bapak Simon Petrus Kamlasi. Kiranya Tuhan memberkati Bapak dalam setiap pelayanan,” Tutup Yusak.

