Anggota Badan Intelijen DPP KPK Tipikor, Di Duga Tipu Masyarakat dan Jemaat Efata Punuf - SOE POST

Berita Soe TTS

test banner

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 07 Maret 2023

Anggota Badan Intelijen DPP KPK Tipikor, Di Duga Tipu Masyarakat dan Jemaat Efata Punuf

 


TTS-Soepost.com,- Fransiskus Marang, S.Sos, yang sesuai informasi dari masyarakat desa Fatumnasi Kecamatan Fatumnasi Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan anggota Badan Intelijen DPP Komisi Pengawasan Korupsi, di duga telah melakukan penipuan kepada Bernadus Sabneno warga desa Fatumnasi.


Fransiskus Marang, S.Sos yang sesuai pengakuannya kepada Bernadus Sabneno mengaku jika berprofesi sebagai anggota Badan Intelijen DPP Komisi Pengawasan Korupsi  ini, diduga melakukan penipuan dikarenakan datang dan menjanjikan akan membantu jemaat dan masyarakat untuk mendapatkan hibah sebesar 3 Miliar Rupiah. Namun, hingga kini janji Fransiskus belum juga ditepati.



Bernadus Sabneno yang telah menyerahkan uang kepada Fransiskus Marang, akhirnya merasa kecewa dan tertipu karena dalam Proses hibah yang ditawarkan oleh Fransiskus Marang hanya janji dan belum ditepati hingga sekarang. Padahal uang senilai Rp.33.180.000,00 sebagai syarat uang proposal, telah diserahkan kepada Fransiskus Marang.


Dihubungi media ini, Bernadus Sabneno mengatakan bahwa Fransiskus Marang diketahui sekitar bulan Februari tahun 2023. Datang ke rumah Martinus Bay dan Lasarus Bay untuk merekrut ke duanya menjadi anggota KPK, serta membicarakan bantuan listrik dan jalan bagi masyarakat.


Setelah datang kedua kalinya, Fransiskus minta untuk menjemput Bernadus Sabneno ke rumah Martinus Bay. Terjadilah pertemuan dengan membicarakan  bantuan listrik dan jalan. Tak hanya itu, Fransiskus juga berjanji membantu  dana hibah untuk gereja sebesar 3 Milyar.


Bahkan untuk meyakinkan Bernadus Sabneno, Fransiskus mengajak  mereka pergi  ke gereja untuk melakukan survey dan pengukuran. 


“Jadi waktu dia datang pertama kali di rumahnya Martinus Bay, nanti saat datang ke dua baru jemput saya dan omong mau bantu pembangunan gereja,” ujar Bernadus.


Lanjut Bernadus, “Usai melakukan survey dan pengukuran, Fransiskus Marang kemudian menjelaskan bahwa gereja harus dibangun ulang dan pagar keliling. Karna itu  perlu ada gambar oleh arsitek dan juga pembuatan RAB dan proposal. Fransiskus kemudian minta uang sebesar Rp.33.180.000 kepada Bernadus Sabneno yang diambil dua kali dengan (bukti kwitansi)”, Kata Bernadus


Usai mendapat uang, Fransiskus tidak lagi datang ke Fatumnasi. Selain berjanji memberikan dana hibah, Fransiskus juga berjanji akan membawa 4 orang dari Fatumnasi ke Jakarta untuk bertemu dengan Kementerian Agama, Ketua DPR RI dan Presiden.


"dia janji mau bawa kami ke Jakarta untuk ketemu pejabat tapi uang tiket harus sediakan 80 juta", Jelas Bernadus.


Setelah sadar jika ini adalah dugaan penipuan, Bernadus Sabneno mulai berkoordinasi untuk melakukan proses hukum. Rencananya akan melaporkan hal ini ke Polres TTS untuk ditindak lanjuti.


Kabar soal bantuan ini kemudian sampai ke telinga ketua Majelis Jemaat Efata  Gereja Punuf, Pendeta Vidi Taniu. Namun Fransiskus Marang enggang bertemu sang pendeta.


Saat dikonfirmasi, Pendeta Vidi mengaku dirinya kaget saat jemaatnya sudah menyerahkan  uang ke Fransiskus.  Ia kemudian mendapatkan informasi bahwa Fransiskus  mau bawa 4 anggota jemaat ke Jakarta. Karna itu, tanpa pemberitahuan dirinya bertemu dengan Fransiskus.


“Saya ketemu dia tanpa pemberitahuan. Waktu ketemu itu  saya sempat adu mulut dengan dia karena saya curiga ini  penipuan. Karena dia jawab saya kasar dan tidak jawab pertanyaan makanya saya buat  laporan ke Pemerintah desa untuk lacak siapa dia” Jelas Pendeta Vidi.


Dirinya menyesalkan kenapa hal seperti ini terjadi. Seharusnya jika ada orang yang mau bantu, sebagai ketua majelis Jemaat ia harus tau namun justru sebaliknya ia tidak tau karena pertemuan dilakukan diam-diam.


“Harusnya jika ada orang yang mau bantu, saya  sebagai ketua majelis Jemaat harus diberitahukan. Bukan diam-diam, melakukan hal tanpa sepengetahuan saya’ Ucap Pendeta Vidi


Sementara itu Kepala Desa Fatumnasi, Afred Imanuel Bay  mengatakan setelah adanya persoalan barulah dirinya tau. Dia datang langsung ke rumah Martinus Bay, sehingga saya tidak tau. Setelah muncul persoalan ini baru saya tau.


“Saya tau kejadian ini, setelah sudah ada persoalan. Untu itu, saya harap agar semua masyarakat ketika ada hal-hal seperti ini untuk dapat berkordinasi dengan pemerintah atau tentang urusan yang berkaitan dengan gereja wajib diketahui oleh ketua Majelis Jemaat. Apalagi oknum yang datang ini, membawa simbol Negara seperti KPK” Harap Kades Afred Bay (Redaksi Soe Post) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman