GAMBARAN PENDIDIK MASA KINI - SOE POST

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 01 Mei 2023

GAMBARAN PENDIDIK MASA KINI

  


Penulis, H. Muhammad G Arifoeddin, S.Pd, M.M (Tulisan ini sebagai refleksi Hardiknas 2 Mei 2023) 


Guru merupakan profesi yang sangat mulia, bahkan seorang guru mendapat sebutan Pembangun Insan Cendekia. Hal ini disebabkan tombak utama pembentuk generasi penerus bangsa ada pada guru. Berbagai macam bentuk kompetensi dan karakter masyarakat di masa depan ditentukan bagaimana seorang guru mendidik generasi di masa sekarang. Oleh sebab itu, seorang guru dituntut untuk menjadi matang dalam segala hal, seorang guru wajib memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian. tema Hardiknas Tahun 2023  BERGERAK BERSAMA SEMARAKKAN MERDEKA BELAJAR. Bersama Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023, Menristekdikti juga mengabarkan penetapan bulan Mei 2023 sebagai waktu pencanangan bulan Merdeka Belajar. Di samping itu, melalui surat tersebut Menristekdiksi juga menginformasikan logo, link download logo, himbauan pelaksanaan upacara bendera, hingga ragam aktivitas lainnya. Pertanyaan sederhana yang harus menjadi refleksi kita Bersama apakah kita sudah merdeka dalam belajar? Fakta menunjukkan masih banyak guru yang menerapkan pembelajaran zaman kolonial menyuruh anak berlutut berdiri di depan kelas membentak bentak anak, bahkan memukul anak. Guru juga sering memberikan Tugas dan PR yang banyak. Diharapkan dengan merdeka belajar guru agar tidak memberikan banyak tugas dan PR . Karena siswa sudah merasa berat dengan pembelajaran untuk 10 mata pelajaran di tingkat SMP masih ditambah Tugas dan PR , maka guru harus secara ikhlas mengurangi intensitas pemberian PR dan tugas. Jika memang terpaksa harus memberikan tugas, maka guru harus memberikan fleksibilitas yang tinggi. Agar guru dapat memberikan materi secara menarik dan mudah dipahami, bukan hanya sekedar memberikan tugas. 

Paulo Freire (2000) dalam Pedagogy of Freedom: Ethics, Democracy and Civic Courage menyebutkan ada tiga hal penting tentang mengajar yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh para guru. Pertama, tidak ada pengajaran tanpa pembelajaran. Seorang guru harus terus melakukan riset yang dikanal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kritis, memahami keberagaman siswa dan memiliki pemahaman tentang identitas kultural masyarakat sekitar mungkin ini yang dilaksanakan dalam kurikulum merdeka assessment diaknostik. Kedua, mengajar bukan hanya sekedar untuk mentransfer pengetahuan. Penting bagi guru untuk sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, termasuk seorang guru sekalipun. Oleh sebab itu, seorang guru harus lebih respek terhadap siswa, rendah hati, logis, toleran, yakin terhadap perubahan dan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih. Ketiga, mengajar ialah aksi kemanusiaan. Hal ini terkait dengan kesadaran seorang guru terhadap profesi, komitmen, pemahaman ideologis dan selalu terbuka untuk berdialog dalam mengawal masa depan pendidikan. Pendapat Paulo Freire tersebut dapat dijadikan acuan seorang guru untuk melangkah dan melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga peran guru dalam pembentuk generasi penerus benar-benar real dan sesuai dengan tujuan pendidikan. Ki Hajar Dewantarapun sudah mengingatkan bagaimana krusialnya peranan guru. Cita-Cita mulia Ki Hajar Dewantara untuk membangun pendidikan yang membuat rakyat kuat dan menjadi manusia merdeka lahir batin memerlukan para guru yang tangguh dan tahu akan perannya. 

Pendidikan yang maju tidak lepas dari peran serta guru sebagai pemegang kunci keberhasilan. guru menjadi fasilitator yang melayani, membimbing, membina dengan piawai dan mengusung,siswa menuju gerbang keberhasilan. hidup dan mati sebuah pembelajaran bergantung sepenuhnya kepada guru. guru mempunyai tanggung jawab menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa,yakni rencana yang cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari pelajaran. Sebagai tenaga pendidik yang memiliki kemampuan kualitatif, guru harus menguasai ilmu keguruan dan mampu menerapkan strategi pembelajaran untuk mengantarkan siswanya pada tujuan pendidikan,dalam hal ini pendidikan agama misalnya, yaitu terciptanya generasi mukmin yang berkepribadian ulul albab dan isnsan kamil. Banyak model pembelajaran di sekolah yang bisa diaplikasikan oleh guru. misalnya, model pembelajaran secara terpadu, baik dengan pusat – pusat pendidikan orang tua, masyarakat,dan sekolah, maupun terpadu dengan materi lain.Oleh sebab itu, guru harus memperoleh tempat yang layak dalam pembangunan karakter bangsa serta menghargai dan sekaligus memberdayakan guru dalam konteks reformasi pendidikan adalah wajib hukumnya. sebab profesionalitas guru merupakan hal paling utama bagi keberhasilan suatu sistem pendidikan. Guru harus dihargai dan di perdayakan sesuai dengan prestasi yang dicapainya. Namun pada kenyataannya tidak mudah menjadi seorang guru yang mampu menjadikan siswanya manusia yang berkualitas dan berakhlak karimah menuju arah kehidupan yang lebih baik, tentu saja membutuhkan beberapa syarat yang harus dipenuhi. sejumlah syarat yang dapat menjawab tantangan dan peluang pembelajaran serta menyusun strategi pembelajaran yang unggul dan professional. Profesionalisme keguruan bukan hanya memproduksi siswa menjadi pintar dan skilled, akan tetapi bagaimana mengembangkan potensi – potensi yang dimiliki siswa menjadi aktual. Disinilah kepribadian professional guru dilakukan. Untuk itu maka menjadi keharusan bagi semua kalangan yang sedang menggeluti dunia pendidikan, khususnya guru membaca dan menjadikan goresan saya sebagai ini sebagai acuan. Panduan untuk menjadi sosok pendidik yang unggul idaman semua siswa. Guru unggul “ ini menjabarkan bagaimana menciptakan pembelajaran yang produktif dan professional. suatu usaha memodifikasi proses integrasi dan optimalisasi sistem pendidikan disekolah, dengan harapan menjadi pedoman yang signifikan bagi proses pembentukan kepribadian siswa yang kokoh yakni intelektual, moral dan spiritual. Pendidikan merupakan instrumen utama pembangunan sumber daya manusia ( SDM ). salah satu arah kebijakan pembangunan bidang pendidikan adalah meningkatkan kemampuan Akademik dan profesional serta meningkatkan kemampuan akademik dan professional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan Budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan sebagai implementasi dari kebijakan tersebut sudah selayaknya program dan kegiatan pembangunan bidang pendidikan di arahkan untuk pembangunan profesionalisme Guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dilihat dari posisinya Guru merupakan unsur penentu utama bagi keberhasilan pendidikan. semua pihak mengaku bahwa Guru perlu memperoleh penghargaan yang wajar dan adil selaku insan pendidikan. pemberian penghargaan kepada Guru yang berdedikasi tinggi merupakan salah satu upaya nyata untuk memposisikan guru sebagai insan pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 35 ayat (1) yang menyebutkan bahwa guru yang berprestasi berdedikasi luar biasa, dan/ atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh penghargaan, selain itu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 30 Ayat (1), “Guru memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sesuai dengan prestasi kerja, dedikasi luar biasa dan/ atau bertugas di daerah Khusus. Guru dikatakan berprestasi bila mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif,Kreatif, efektif ,dan menyenangkan. Suasana yang terbangun tersebut pada gilirannya membuat murid merasa terpanggil, senang, dan aktif untuk belajar. 

Selanjutnya apa yang harus dikuasai guru masa kini Setidaknya ada empat hal yang menjadi tantangan guru dalam mendidik anak bangsa. Pertama, terkait dengan visi mendidik di tengah masyarakat yang semakin pragmatis dalam memaknai pendidikan. Mendidik dimaknai secara sempit hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal siswa untuk memasuki dunia kerja. Kedua, beban administratif yang diemban oleh seorang guru. Pada posisi ini seorang guru dituntut untuk menyelesaikan berbagai tagihan administratif sehingga makna mendidik sudah tidak lagi menjadi prioritas. Ketiga, tantangan sosiokultural dengan pola adaptasi ketika mengajar siswa yang beragam. Guru masih cenderung menganggap semua siswa sama, sehingga memperlakukan mereka secara homogen, padahal sejatinya setiap siswa mempunyai keunikan masing-masing dan keunikan tersebut harus sejalan dengan seni seorang guru dalam mengaplikasikan pembelajaran. Keempat, keterbatasan seorang guru untuk meningkatkan kapasitas seperti peluang untuk mendapatkan pelatihan dan beasiswa. Hal ini penting bagi seorang guru, karena ilmu itu bagai pedang, semakin diasah akan semakin tajam. Gurupun seperti itu, semakin banyak mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau bahkan mendapatkan beasiswa untuk study lanjut, maka seorang guru akan semakin matang dalam keilmuan dan penyampaian. 

Guru masa kini harus mampu beradaptasi dengan berubahnya era pendidikan, dari konvensional menjadi serba digital. Seorang guru harus mampu dan mau untuk melakukan perubahan. Percepatan teknologi diera digital menuntut seorang guru untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menerapkan model, metode dan media pembelajaran yang tepat, sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan hasil yang dicapai sesuai dengan harapan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. 

Digitalisasi pendidikan tidak serta merta menjadi tantangan yang utuh bagi guru, disisi lain hal tersebut merupakan peluang dan membawa harapan yang lebih baik untuk dunia pendidikan, dengan catatan guru siap untuk berinovasi dalam menerapkan pembelajaran, tidak hanya mengajar tapi juga mendidik. Seorang guru tidak boleh puas dengan apa yang sudah didapatkan tapi harus terus belajar dan belajar untuk upgrade keilmuan agar proses untuk mencetak generasi penerus perjuangan bangsa bisa tercapai. 

Merealisasikan peluang terciptanya generasi penerus yang lebih baik, seorang guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, seorang guru harus menyelaraskan kompetensinya dengan cara terus belajar untuk mengimbangi kemajuan teknologi yang sangat pesat ini. Kedua, seorang guru harus mengoptimalkan literasi digital. Literasi digital sebagai ujung tombak untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa di era digital saat ini. Tak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi dengan hadirnya smartphone bagai dua mata pisau. Disinilah peran seorang guru harus dimainkan. Guru harus bisa menyediakan modul berbasis digital yang terkoneksi langsung ke smartphone siswa, guru harus mampu memberi sudut pandang alternatif, bahkan solusi dalam menggunakan smartphone yang baik dengan konten-konten pembelajaran sehingga fungsi smartphone tidak hanya sekedar digunakan siswa untuk komunikasi dan bermain game tetapi bisa digunakan sebagai media pembelajaran interaktif. Ketiga, guru harus melatih peserta didik agar mempunyai pemikiran yang analitis dan antisipatif tentang problem yang belum pernah dihadapi. Hal ini erat kaitannya dengan paradigma baru dalam mengajar. Apabila seorang guru tidak inovatif dan kreatif maka secara otomatis guru tersebut akan tereleminasi. Oleh sebab itu, seorang guru harus bisa menjadi fasilitator dan motivator terhadap siswanya. Keempat, guru harus terus meningkatkan kompetensi dirinya. Empat kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru harus terus digali dan dikembangkan agar seorang guru memiliki kemampuan dalam penguasaan materi secara luas dan mendalam, mengelola pembelajar, memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat menjadi contoh bagi siswa dan membimbing, mengarahkan dan mendidik siswa untuk menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang berkarakter. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman