Kisah Sang Pemberani - SOE POST

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jumat, 08 September 2023

Kisah Sang Pemberani

 


Penulis Elfrida Kerek



Alkisah hiduplah seorang anak muda di sebuah desa terpencil, di bawah sebuah kaki gunung. Anak muda itu bernama Rado. Rado adalah seorang pemuda yang tampan dan gagah. Ia juga memiiki hati yang baik dan suka menolong. Setiap hari Rado bekerja sebagai seorang pemburu. Mulai pagi hari Rado sudah berada di dalam hutan untuk memburu. Hasil buruannya ia gunakan untuk kebutuhan makanannya. Selain memakan hasil buruannya, Rado juga biasanya mengambil tumbuh – tumbuhan yang ada di dalam hutan untuk dimakannya. Rado baru akan kembali ke rumahnya pada petang hari menjelang malam. 


Pada suatu malam ketika Rado sedang tertidur pulas, tiba – tiba ia bermimpi.  Ada seorang Kakek tua berpakaian compang camping datang menemui dia. 


“Salam untuk mu Rado” kata Kakek itu dalam mimpi

“Siapakah Kau?” Tanya Rado

“Aku adalah Kakek Wiosono. Aku ingin memberitahukan pada mu tentang asal usul mu. Kamu adalah seorang anak dari desa seberang. Kamu terbuang ke desa terpencil ini  oleh karena sebuah peperangan yang terjadi. Sekarang desa mu beserta seluruh penduduknya termasuk ke dua orang tua mu sedang mengalami kesusahan. Mereka mengalami kelaparan.  Mau kah kau pergi ke sana untuk menyelamatkan mereka?

 

“Bagaimana mungkin Aku ke sana? Aku tidak tahu arah jalan ke desa seberang, aku pun tidak mengenal para penduduk di sana termasuk ke dua orang tua ku. Selama ini aku hidup seorang diri. Aku tidak pernah merasakan cinta dan pelukan orang tua atau pun sanak saudara. Sungguh, aku tidak memiliki simpaty apa pun tentang kehidupan mereka saat ini, karena aku tidak mengenal mereka.”


“Jangan bimbang, aku akan menuntun mu. Berjalanlah ke arah matahari terbit. Kau akan menemukan tiga pohon cemara yang sangat tinggi. Ketika kau sampai pada pohon cemara yang ke tiga, lihatlah ke arah selatan ada sebuah gapura putih, itu adalah tanah asal mu. Kau anak yang baik sejak kecil, hingga sekarang kau sudah dewasa. Pergilah! Berbuatlah Sesuatu untuk tanah asal mu, sebelum penyesalan datang pada mu…..”


“Kakek……..Kakek…….Kakeeeekkk……….”seketika Rado terbangun dari tidurnya. Ia mencari – cari sosok kakek tua itu, tapi tidak ia temukan. Barulah ia menyadari bahwa itu adalah sebuah mimpi. Mimpi yang terasa nyata. Tiga hari berlalu sesudah mimpi itu. Rado akhirnya memutuskan untuk melaksanakan apa yang diamanatkan oleh sang kakek dalam mimpi itu.


Ia memulai perjalanannya pada pagi hari. Ia mengikuti semua petunjuk dari kakek itu. Dua hari lamanya perjalanan yang ditempuh oleh Rado. Dan akhirnya sampailah ia pada sebuah pohon cemara yang sangat tinggi yang terdapat gapura berwarna putih di bagian selatannya. Rado pun menyusuri jalan lurus memasuki desa itu. 


Desa itu begitu sunyi, hampir semua rumah penduduk tertutup rapat.  Di manakah penghuni desa ini? Rado bertanya dalam hatinya. Semakin ia melangkah masuk ke tengah – tengah Desa, ia mulai mendengar suara orang bercakap – cakap dengan nada kasar. Rado mengamati dari jauh. Terlihat beberapa serdadu dan seorang pemimpin mereka sedang memarahi seorang pria  paruh  baya. Entah apa yang terjadi, Rado pun tidak mengerti. Rado terus mengamati dengan seksama. Dan akhirnya ia pun tak bisa menahan diri lagi dan keluar dari persembunyiannya ketika pemimpin serdadu itu hendak memukul pria paruh baya itu.

 

“Hentikannn!!” dengan berani Rado mencegah pemimpin serdadu itu. Seketika semua mata tertuju pada Rado.

“Siapa kau?”

“Siapa aku tidaklah penting. Yang jelas aku datang untuk mencegah penindasan yang terjadi di desa ini.”


Mendengar ucapan Rado, murkalah pemimpin serdadu itu. Maka terjadilah pertarungan antara Rado dan  para serdadu itu. Pertarungan sangat sengit. Rado seorang diri melawan para serdadu itu. Beberapa waktu kemudian Rado terlihat semakin lemah. Lelaki paruh baya yang tadinya nyaris dipukul oleh pemimpin serdadu itu segera mengerahkan semua masyarakat desa itu untuk membantu Rado melawan para serdadu dan pemimpin mereka. Pertarungan pun terjadi. Beberapa waktu kemudian dengan bantuan lelaki paruh baya dan masyarakat desa itu,  Rado berhasil menghantam mundur para serdadu dan pemimpinnya. Maka kemenangan pun berpihak pada Rado dan penduduk Desa itu.  Penduduk desa sangat senang dan bersyukur atas kehadiran Rado. Mereka menganggap Rado sebagai Dewa penyelamat bagi mereka. 


Setelah itu, Rado pun menceritakan bagaimana sehingga ia bisa tiba di desa itu. Dan ternyata lelaki paruh baya yang dibelanya tadi yang juga sebagai kepala Desa di desa itu adalah Ayah kandungnya. Seluruh penduduk desa itu terheran – heran dan sangat terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa bayi mungil yang hilang  22 tahun yang silam kini datang untuk menyelamatkan mereka semua.


Sejak saat itu Rado memutuskan untuk tinggal di desa itu bersama kedua orang tuanya. Rado tak menyangka bahwa dulu ia terpisah dari kedua orang tuanya karena peperangan dan kini ia berkumpul lagi bersama kedua orang tuanya karena sebuah pertempuran demi membela desa asalnya. Dalam lubuk hatinya yang terdalam, Rado sangat bersyukur. Hendaklah demikian, sejauh apa pun kaki melangkah dan selama apa pun waktu membawa kita, jangan pernah lupa akan siapa kita dan dari mana kita berasal. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman